Selasa, 04 Agustus 2009

Pijat Plus – plus mau gak??

Tempat massage sedang booming di tempat kami. Banyak yang menawarkan harga miring sampe harga yang setinggi langit. Tapi kebanyakan dibuka khusus untuk wanita. Nah untuk kaum pria ada, tetapi sangat jarang. Kalo ada pun pastinya dengan ekstra service atau plus – plus. Menurut kabar burung, ”wah burung siapa ya itu??” ”Burung lu ya mon yang pernah singgah kesana??” ”Sialan lu no!! mang nyong cowo cool apaan??” Sanggah Helmon. ”Cool = coolang ajal” Timpal Andi dan Eka. Nah itu lah yang kami takutkan. Memang sih kehidupan kami sebagai kaum cowok yang normal, sangat mendambakan dan memimpikan untuk bisa menikmati realita dari tontonan yang biasanya kami tonton pada ritual sehari – hari di kamar Helmon. Tapi semua itu dapat teratasi dengan norma – norma yang telah kami anut dari orang tua kami masing – masing saat pembekalan mental sebelum terjun ke Jogjaku tercinta ini. ”Itu Haram....” Tegas Eka. Hmmmm... kami hanya dapat mendeskripsikannya melalui muka mupeng, kegiatan yoga di kamar mandi atau mimpi basah yang terkadang datang, dan lain –lain yang tidak bisa kami sebutkan dua per dua eh salah..... satu per satu. Nah... kami punya cara jitu untuk merasakan pijat saat lelah atau capek, yaitu dengan kegiatan pijet – pijetan. Kami merancang ini dengan begitu profesional. Peralatan yang mesti dipenuhi adalah jam weker kecil, minyak kayu putih, dan hand body lotion. Kami melakukannya bergantian yaitu si pemijat setelah kesepakatan waktu selesai, menjadi dipijat.

Aku sendiri yang menjadi pemakarsa ide ini.. Kebetulan kami mempunyai struktur kulit yang berbeda – beda. Helmon yang singset dan kenyal, Andi yang rada keras dan bertulang menonjol, Rabun yang tebal setebal BACUSA (Badak Bercula Satu) tetapi cabi, dan aku yang berkarakter sama seperti Andi. Eitsss tanpa panu dan aroma tak sedap lo... Gini – gini kami sangat memperhatikan masalah itu. Nah khusus bagi eka, dia paling tidak suka dipijit kala itu. Karena dia sangat sensitif dan penggeli. Pernah kala itu dia berpasangan dengan Helmon dan apa yang terjadi???. Bukannya pijet – pijetan eh malah cekikikan doang dan saling bergantian menyentuh pusat geli mereka...Hihihihihi serem.....Jangan - jangan muncul deh The Next Ryan...
Sore itu Aku, Helmon dan Andi baru selesai main basket di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Badan kami terasa lelah dan pegal – pegal. Alhasil, kami pun sepakat untuk melakukan prosesi pijat memijat. Kami pun saling berpasangan. Semua peralatan kami siapkan dengan rapi termasuk jam weker yang kami set satu jam. Kegiatan pun di mulai.... Aku berpasangan dengan Andi. Aku mengeluarkan seluruh kemampuan pijetku yang kudapat dari teman – teman di kampungku. Nyet nyet nyet...uuhhhhh..... mantaap..kala itu aku kebagian sebagai pemijat pertama.. Andi tergeletak bak jemuran dendeng sapi. Sambil sedikit mendesah, dia menikmati pijatan dengan penuh ketenangan.
”Enak no.....nah..disitu tuh enak...” gumam andi.
Di sisi lain Helmon yang berpasangan dengan Rabun, ada sedikit ke kacauan.
” Bun keras banget koh kulitmu?? Makan apa sih kau...
”Capek pijitin kau...huuuhhhh” Helmon dengan nada – nada tak ikhlas. ”Udah mon pijitin aja..Ga usah cerewet...!!!” Jawab Rabun.
Waktu terasa lama sekaleeee... Kringat pun bercucuran.. Aku melihat Andi sudah terpulaskan dan Rabun juga. Aku dan Helmon saling berpandangan. Aku sudah bisa menebak apa yang ada di otaknya..Hahahahahaahahaha....”Hacking Weker!!” Perlahan – lahan aku ubah waktu wekernya. Tadinya kurang setengah jam lagi, sekarang kurang 15 menit lagi. Fyuuuhhhh mau ga mau dengan cara curang nih... Maap ya bro – bro.. Kringggggggg!!!!.... Weker pun berbunyi. Huhhhh akhirnya...Aku dan Helmon mengambil nafas lega. Setelah itu aku sepakat untuk menghabiskan rokok sebatang dulu setelah itu baru pijet. Tak lama kemudian aku dan Helmon sudah bersiap – siap untuk dipijat. ”Wah untung mereka tak tau kalo kami udah ubah waktunya wakakakakakakakakakkk....” Pijatan Andi begitu uenakk tenannnn.... Dia sangat profesional dalam memijat. Apalagi dalam penggunaan Handbody. Dia begitu ekonomis dan terarah.
Gak disangka perbuatan aku ame Helmon tadi berdampak ketidak nyamanan kami. Aku dan Helmon tidak tenang. Sebentar – bentar aku selalu melirik jam weker. Di otakku selalu bertanya – tanya apakah mereka melakukan seperti yang kulakukan tadi. Begitu juga dengan Helmon. Aku melihat dia tak henti – hentinya melirik jam weker. Alhasil kami pun tak menikmati 100% karena tak tenang. Tak seperti Andi dan Rabun yang tadi sangat terlelap dan menikmati. Mungkin inilah balasan tuhan untuk kita yang tak sportif. Karena ketidak tenanganku, prosesi pemijatan pun terasa sebentar dan aku kurang puas. Andi dan Rabun pun bernafas lega. Aku dan Helmon saling cekikikan pelan petanda misi yang berhasil mengerjai mereka sebelumnya tadi. Hahahahahaaa.. yah tapi akhirnya jadi ga menikmati sih...

Tak lama kemudian datanglah sesosok makhluk besar, putih dan tegap. Dialah Paulus Sibarani kesatria Badak dari Timur yang akrab disapa Beruang Madu. Begitulah kami menyebutnya.
”Wah lagi pada apa nih? Ko pada telanjang dada? Ada hand body lagi?” Tanya paulus.
”Biasa lus pijet – pijetan nih” Jawab Andi.
”Wah ku kira kalian dah jeruk makan jeruk hahahahaha....” Ledek Paulus. ”Wah boleh nih kalo gitu..Aku capek kali..Siapa yang mau pijitin aku??” Tanya Paulus.
”Tapi sistemnya ganti – gantian lus?? Jawabku.
”Tak apa – apa nanti gantian ku pijat yang lebih lama mau tak? Pijatanku ini profesional dan sudah teruji no, kata Bapakku, Mamakku, Kakekku, pijatanku enak. Gimana??” Tanya Paulus. Aku mengangguk – angguk lugu bak seorang gadis belia yang sedang mengiyakan tawaran mesum dari seorang om – om senang..hahahaha.....hueks hueksss... Akhirnya posesi pemijatan pun dimulai... Tanganku mulai menari di punggung Paulus hueeekkk cuih cuih...huuh...dengan sekuat tenaga kukerahkan semua jurus – jurus pijatku.... Tak lama kemudian weker berbunyi..kring kring!!......
”Lus waktunya habis..oke kan....??” Tanya ku
”Oke banget no..makasih ya..hahaha...ngrokok dulu lah ya..” Jawab Paulus.
Satu jam tlah berlalu, tampak Paulus mulai sibuk mengutak – atik komputer Helmon. Aura penipuan pun mulai tercium.
”Hoiii lus kapan nih...???!!!! Tanyaku
”Aduh sibuk kali ni no....” Jawab Paulus tanpa dosa...
Sepertinya aura itu mulai terasa sangat tajam. Ya ya inilah aura penipuan yang dipancarkan dari kesatria badak dari timur. Akhirnya setelah lama menunggu, Paulus pun mengakui kalo dia sebenernya tidak pandai memijat. ”Halloo...wah ada yang kena tipu.... ada yang kena tipu....Damn !!”
Yah itung – itung, itulah pembalasan buat aku yang sudah mengakali dua orang sahabatku tercinta.. Kalo Helmon kapan pembalasannya ya?? Wah tunggu aja mon...kikikikkikikkk...

Senin, 27 Juli 2009

BERSYUKUR

Pabila engkau BERDUKA CITA
MENGACA-LAH pada LUBUK HATI
Disanalah kau BAKAL MENEMUI
Bahwa sebenarnya engkau SEDANG MENANGISI
Sesuatu YANG PERNAH ENGKAU SYUKURI

Diantara kasih sayang ALLAH SWT pada manusia adalah
Dijadikannya orang-orang YANG TAAT pada-NYA KAYA HATI
Mereka WALAU HANYA makan beberapa SUAP NASI
Tetapi merasa telah MEMILIKI SELURUH DUNIA

Kamu akan menjadi MILIK HARTAMU
Jika kamu MENAHANNYA
Namun , bila kamu MENGINFAKKANNYA
HARTA tersebut AKAN MENJADI MILIKMU

Lebih baik MEMELIHARA apa yang ada DI TANGAN KITA
Daripada MENGEJAR apa yang ADA DITANGAN ORANG LAIN
Dan...
Jika kita TIDAK BISA MEMILIKI APA YANG KITA SUKAI
Maka kita HARUS MENYUKAI APA YANG KITA MILIKI

KESENANGAN terbesar adalah MELAKUKAN
Apa yang menurut orang lain TIDAK MAMPU kita lakukan

Mereka yang TIDAK PERNAH merasakan LAPAR
Tidak akan TAHU NIKMATNYA KENYANG
Mereka Yang TIDAK PERNAH merasakan SAKIT
Tidak akan tahu NIKMATNYA SEHAT
Dan mereka yang TIDAK PERNAH merasakan DISAKITI
TIDAK akan tahu BETAPA NIKMATNYA DISAYANGI ...

KELEMBUTAN dan KEHALUSAN Wanita
Merupakan Rahasia KECANTIKAN JIWANYA
KECANTIKAN WAJAH dan KEINDAHAN TUBUH bisa BERAKHIR
TETAPI KECANTIKAN dan KEINDAHAN JIWANYA
Akan tetap LESTARI...

ALANGKAH TERHORMAT-NYA HATI YANG LUKA
YANG BISA MENYANYIKAN LAGU KEBAHAGIAAN
DENGAN HATI GEMBIRA

By Takeshi (Mohamad Chandra Setiawan)

Seize the day

Maksudnya apa?
Hari ini adalah satu tantangan, cobaan, ujian dan petualangan.
Yang hebat dari perjalanan waktu adalah: tidak ada jalan untuk kembali.
Kita tetap melangkah maju melalui waktu.
Dengan tidak mungkinnya kembali ke waktu sebelumnya, kita ditantang untuk berbuat lebih: buruk atau baik yang penting lebih!
Kalau tidak berbuat apa-apa? Itu sama saja mati dong :)

Yah cukup lah filosofi singkat tersebut

JAdi rekan-rekan: hari ini adalah pemberian yang paling berharga dari yang kuasa dan dari alam.
Gunakanlah sebaik mungkin.
Apa yang kita perbuat hari ini mungkin tidak akan terlihat maupun terasa langsung.
Tapi besok maupun hari-hari yang akan datang akan (pasti!) terlihat hasilnya.

By Takeshi (Mohamad Chandra Setiawan)

Jumat, 17 Juli 2009

Ssssttt Ini Rahasia Cowok

Malem minggu ini sungguh kelabu… Semuanya stay di kontrakan kecuali Eka yang lagi tebar pesona di peradabannya. Aku, Helmon and Andi memang jomblo tetapi high Quality jomblo loh. Sebenernya, kalo aku lagi ngegebet seseorang gadis di gang jeruk di jalan kaliurang. Berhubung si gadis ada acara di kampusnya, jadi untuk malam minggu ini aku putuskan untuk stay di kontrakan dulu, lagi pula modal untuk menghampiri gadis pujaan belum cukup untuk membawa sang gadis melayang hingga langit ke tujuh. Kejauhan ya?? Kelangit – langit rumah deh.. Maap ya hun hun hihihihihi... Aku hanya meneleponnya untuk memastikan apakah ada kumbang lain yang menghampirinya atau mengganggunya ceileehhhh.. cuit cuit.... ”Ternyata situasi aman terkendali”. ”Fyuh tenang deh...” Kalo si Helmon dia bener – bener jomblo sejati. Dia punya standard cewek pujaan yang sangat jauh dari jangkauan. Berbody almarhum asia carera (bintang bokep saat itu), berwajah maria ozawa (itupun satu paguyuban ame mbak asia carera) dan berkelakuan sity nur hahahahliza..hahaha4…(mbah suriip mode on). Wah wah mon – mon cari aja noh di Ujung kulon. Kalo Andi tetap pada pendiriannya yaitu wanita yang dapat memberikan profit yang menggiurkan seperti azas ekonomi, biaya sekecil – kecilnya dengan keuntungan sebesar – besarnya. Huahahahahahaa.... gebet aja noh anaknya Bill Gates ndi.... Nah, kalo Rabun alias Bun2 lagi gundah gulana karena hubungannya lagi tak akur dengan gadisnya ”biasalah sindrom pasangan selebritis” katanya. Maka itu tadi dia hanya keluar kontrakan sebentar dan sekarang sudah bergabung dengan kami – kami disini.

Malam itu kami asik bermain game PC yaitu winning eleven. Aku dan Andi mengantri menunggu siapa yang kalah. Seperti biasa Helmon selalu jadi juara bertahan. Dia memang paling berbakat dalam hal ini. Kalo udah main game ini wah – wah wajahnya terlihat sangat unik dan nggateli (menjengkelkan) pengennya nimpuk pake bantal yang tebel. Dengan mulut ternganga, mata yang tajam, urat kepala yang menonjol dan mengempis, serta jari jemari yang lincah memijit tombol joystick dia terlihat sangat serius dan menikmati bakat yang dia miliki ini. Tak ayal dia selalu bertahan dan tak kunjung bergiliran. Mon – mon…., coba kuliahmu sehebat waktu kamu main game, pastinya cepet kelar kuliahmu. Hahahahaahahaha... peace mon.... Berlama – lama dengan hiburan ini akhirnya kami jenuh juga. Kami pun mendiskusikan rencana untuk mengisi waktu kejenuhan itu.

”Mon enaknya ngapain ya??” gumam ku
”Iya bete nih” jawab Helmon
”Main gaple, bosen. Main petak umpet, malu. Main gitar, ngga da yang bisa nyanyi. Main domikado yukkk???” ujarku dengan sumringah.
”Gubrakkkk” semuanya terjatuh loyo...wakakakakakakakkk...
”mang nya kau kira kami bocah – bocah no!!” Jawab Rabun.
”Nah – nah aku ada ide... Sewa bokeeppp!!” Tegas Helmon...

Tontonan sakral itu mang selalu kami lakukan untuk menghilangkan rasa jenuh. Tetapi tak heran banyak juga diantara kami yang menontonnya diem – diem dengan berlagak mengunci kamar untuk tidur atau pura – pura belajar, pokoknya sunyilah ha4…. Nah tanda – tandanya gini nih kalo sehabis melakukan ritual menonton tontonan sakral ini secara diam - diam,

1. Berlagak tanpa dosa dan menghampiri tv ruang tengah sambil mengulet kayak kucing agar teman – temannya menyangka seperti habis kelelahan dan tidur.
2. Beberapa detik kemudian pasti langsung ngacir ke wc.
3. Nah untuk menutupi aibnya, tak lupa membasahkan muka agar terlihat hanya membasuh muka
4. Habis itu gabung deh ma yang lain dengan tanpa dosa. Hahahahahaha....

Sebenarnya ini adalah hal yang lumrah pada setiap kaum pria. Sindrome ini sudah menjadi rahasia umum kaum pria. Ada kalanya perlu suasana hening dan sunyi untuk menonton film begituan. Kata Rabun, ”agar lebih menyerapi dan emosional”. Hahahahahaha..... Tak jarang juga bantal gulinglah yang jadi korban atau kasur busa yang cepet lempes karena sering menopang beban hentakan yang sangat dahsyat. Hahahahahaahaha.... Itulah yang terjadi pada kalangan kaum pria.

Akhirnya kami sepakat untuk patungan. Nah seperti biasa kartu mahasiswaku yang beken disebut KTM-pun jadi korban keganasan nafsu para pria - pria kesepian ini. Ndak apa, toh aku juga ikut nimbrung nantinya. Akhirnya kami pergi bersama untuk meminjam cd tersebut. Setibanya di tempat penyewaan, kami langsung membuka – buka album yang sudah disediakan. Album lusuh tapi dikerubutin orang, itulah dia.. yang kami cari. Diantara himpitan orang – orang, tanganku berhasil meraih salah satu album itu. Cover depan album itu hanya bertuliskan ”ASIA COLLECTION” Didalam album tersebut ada berbagai tontonan sakral yang siap menyapa dengan menggoda dan penuh eksotis. Seakan mereka berbicara di alam imajinasi liar kami ”ayo tonton aku ganteng...!!!” ”Ayo pilih aku tampan..!!” ”Kami sexy dan hot loh...” bla bla bla.... Akupun terhentak karena pundakku di tepuk oleh Andi. ”Udah belum!!! Lama amat..” tanyanya. Ternyata aku tadi berhayal lumayan lama saat membuka album untuk memilih film – film sakral itu.

Setelah proses pemilihan yang bisa dibilang lama (maklumlah proses itu memerlukan perenungan yang dalam), kami pun bergegas pulang ke kontrakan. Setibanya di kontrakan, tanpa basa – basi lagi kami menontonnya. Kami biasa menonton di kamar Helmon karena kami harus menontonnya melalui PC. Suasana menjadi hening dan senyap. Hanya suara menelan ludah yang terdengar, dan sesekali terdengar gesekan – gesekan yang entah dari mana sumber suaranya.
”Loh Mon ko gambar cover ma isinya beda ya??” Tanya Andi memecah suasana hening.
”Biar aja ah ndi yang penting isinya...!!” Jawab Helmon
”Sssssstttt..... pake nanya – nanya segala... dah ah!! lagi serius nih...Mon ulang bagian yang tadi...!!” Tegas Rabun.

Akhirnya kondisi menjadi hening dan senyap lagi.. Setelah berjam - jam berkutat dengan film lahknat itu (maap klo salah tulisannya), akhirnya ritual sakral pun berakhir. Nah kami pun kembali ke kamar masing – masing, padahal malam masih panjang. Dengan alasan yang sama yaitu ”mata pegel dan ngantuk” kami pun kembali ke kamar masing – masing. Kecuali Rabun yang harus cek in ke kamar yang sama dengan Andi. Tetapi malam itu Rabun memilih stay di ruang tengah untuk nonton TV. Beberapa menit kemudian secara berbarengan Aku, Helmon dan Andi sama - sama keluar kamar dan menuju tempat yang sama yaitu wc hahahahaa... Terjadilah antrian yang padat saat itu.
”Woiiii bocor ya wakakakakakakkk...antri woii” Celetuk rabun. Sebenarnya sih kami mungkin hanya sekedar buang air kecil. Tapi akibat pengaruh film tadi, maka prasangka kami jadi buruk terhadap siapa saja yang masuk ke wc.

Setelah semua siap, maka kami pun berkumpul di ruang tengah. Aku mulai membakar rokok djarum super pujaanku yang ku beli ketengan (eceran) dari burjo 24 jam tadi sore. Helmon pun tak kalah denganku sehingga kami seperti lokomotif yang selalu mengeluarkan asap tuuut tuut..... Ternyata waktu tak terasa menunjukan jam 2 pagi. Karena asik mengobrol, kami jadi lupa waktu. Hari itu Eka tak pulang ke kontrakan karena menginap di kos temannya. Sedang asik berbincang – bincang, terdengarlah suara motor yang tak asing. Ternyata dia adalah pangeran kodok. ”Eng ing eng.... Hallo semua... Ternyata belom tidur toh..Ku tadi iseng – iseng lewat depan situ dan liat rumah masih kebuka pintunya dan masih terang, trus suara ketawa mami (Helmon) kedengeran sampe keluar. Jadinya aku mampir hahahahaaha...” Ujar Pangeran kodok. Tak lama kemudian dia menyampirkan tas export oranye dan jaket tebal andalannya di kamarku. Setelah itu dia langsung menghampiri kami di ruang tengah dengan membawa plastik kresek yang kami sendiri tak tau apa itu isinya. Ternyata.................... Tontonan sakral lagi................... ”Kenapa ga dari tadi pangeran??” Tanyaku. ”Habis kalian nggak sms sih..” Jawab pangeran. Ada sekitar 20 cd yang dia bawa tidak tau dari mana asalnya. Akhirnya ritual sakral pun dimulai lagi dengan segenap tenaga dan daya. Helmon yang sebagai pemimpin ritual itu rela mengorbankan kamarnya untuk dijamah oleh para pemuda – pemuda dodol yang kesepian ini.

Kami tidak menonton film tersebut secara full. Kami selalu memutar bagian – bagian pentingnya saja. Bagian awal (liat bintangnya dulu, kalo ga cocok lansung cut!!), tengah bentaran, nah baru menjelang akhir, itulah yang terpenting. Setelah semua film kami telusuri, Helmon pun tak segan – segan membajak film dokumenter sakral itu ke hardisk komputernya. Waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 4:45 pagi. Kami tergeletak di ruang tengah dengan lemas. Akhirnya kami pun tertidur bersama –sama diruang tengah.
Keesokan harinya mulailah antrian terjadi lagi di kamar mandi. Sebenarnya di kamar Rabun dan Andi terdapat kamar mandi juga. Karena mereka malas mengurasnya, maka mereka lebih kerasan untuk mandi di kamar mandi depan. Malam yang sangat hot... eksotis... dan sakral tentunya. Kami menjadikan moment itu bukan hanya sekedar dari kenikmatan filmnya, tapi dari segi kebersamaannya. Paling tidak, susah, senang, nikmat, kami rasakan bersama. Panas, dingin dan hoooouuuuttt kami lalui juga bersama. ”Waduuuhhhh besok senin aku mesti mengembalikan buku ke perpus kampus. KTM-ku masih di tempat penyewaan.. Bisa – bisa denda nih ??!!” Gumamku. ”Woiiiii ayo balikin film – filmnya !!! KTM-ku besok mau ku pake!!!” Seru ku. ”Ntar no belum puas.... !!!” . ”Waduh Gawaaattttt kyeh....!!!!”

By Kheno Whine

Selasa, 14 Juli 2009

Galon sejuta umat...

Malam itu aku terbangun dari mimpi yang sangat membuatku melelahkan. Aku mimpi lari menelusuri tembok cina huuuuuuuuhhhh.. Ternyata mimpi itu membuatku benar – benar dahaga. Bukankah ini hanya mimpi? Hmmm ternyata mimpiku dapat menjadi nyata. Aku sangat menyesal kenapa malam itu aku tidak mimpi mendapatkan harta karun dan lampu wasiat aladin?? Damn..!! Untungnya hanya dahaga yang kurasakan. Kalo tiba – tiba aku membuka mata dan kutemukan diriku sudah ditengah – tengah tembok cina, apa yang akan terjadi?? Bukannya aku senang, tapi aku pasti menangis darah karena aku tidak punya ongkos pulangnya hahahahaha... Akhirnya aku memberanikan diri menuju ruang tengah untuk menebus dahagaku. Sebelumnya aku selalu berfikir dua kali untuk menghampiri ruang tengah disaat – saat tengah malam. Kecuali bila teman – temanku begadang main gaple sampai pagi. Maklum lah kondisi ruang tengah kami selalu gelap dan menyeramkan ditambah kursi – kursi tua di ruang tamu yang menyeramkan sungguh mendukung suasana. Akhirnya aku mengendap – endap untuk meraih saklar. Ciaaaaaatttt eitssss huuhh..... akhirnya terang juga. Lega rasanya aku mendapatii tubuhku berada tepat dipinggir galon berwarna biru segaaar. Tetapi, ya tuhanku..... ternyata galon tersebut kosong blong sekosong – kosong nya.. Usahaku sia – sia, dan aku terduduk lemas dilantai. Kerongkonganku mulai benar – benar kering serasa di tengah gurun. Tiba – tiba terdengar suara langkah dari balik dinding belakang. Hampir saja aku mengeluarkan reflek untuk cepat – cepat ngacir, tapi badanku lemas kehausan jadi aku pasrah saja. Doooooorrrrrr sesosok tangan besar dan berbau pandan menyentuh pundakku. ”Kutukupret... anak tuyul.... ponakan gendrewo... pacar nyi kunti !!!”. Jantungku hampir copot dibuatnya. Ternyata dia adalah Rabun yang sejak tadi sedang asik menelefon pacarnya di ruang atas depan kamar Eka yang senyap dan sangat kaya dengan sinyal.

”Lemas kali kau no..!! Hahhhh galon habis!!! Buseet !!”
”Iya bun aku deridrasi nih help me please....”
”Lah yang dapet jatah ngisi sekarang siapa??”
”Lho lho..mana catatannya” Tanya Rabun.

Aku baru menyadarinya ternyata tadi sore catatan itu basah dan sobek terkena air dari akuarium Helmon. Tadi sore dia menguras akuariumnya yang sudah butek. Dan seperti biasa air pun bergelimpangan kemana – mana dan mengenai kertas catatan daftar jatah pengisian galon yang kami tempel di dekat galon dan akuarium. Catatan itu kita isi setelah kami mendapatkan jatah mengisi galon. Jatah itu disusun berdasarkan urutan nama di daftar tersebut. Bila ada yang mudik atau tongpes, maka tak jarang diantara kami yang pernah rela mengisi lebih dari sekali. Dan tentunya setelah itu dia dibebaskan dari beban pengisian sesuai berapa kali dia harus nombok.

Akhirnya kami memutuskan untuk membeli es teh di burjo 24 jam dekat kontrakan kami. Rabun yang terkenal paling berkantong tebal di kontrakan kami tentunya rela merogoh koceknya untuk mentraktirku xixixixixi.. Sebelumnya aku sih memang berharap demikian, ”maap ya bun..”. Sepanjang perjalanan menuju burjo aku selalu berdoa agar tuhan membuka pintu amal Rabun untuk rela mentraktir temannya yang cute dan cool ini xixixixixixixi.... Peace bun...makasih ya... Niat membeli es teh pun berbuntut panjang karena tidak lengkap rasanya es teh bersanding sendirian. Tentunya semangkuk intel rebus, dan gorengan pun kami santap. Enaknya makan gratisan hahahahahaahaha.

Keesokan paginya pun diadakan rapat penting. Seisi penghuni kos pun dilibatkan. Kami berkumpul di ruang tamu untuk membicarakan masalah galon yang kosong. ”Gimana sih ko galon bisa kosong begini ?! Air kan sumber kehidupan !! Tanpa air mana bisa kita hidup!! Tanpa air tumbuhan pun kering, apalagi manusia!!” Sebelum Helmon melanjutkan bicaranya yang sudah seperti emak – emak crewet, buru – buru eka melemparkan kanebo yang tergeletak di meja. ”Cuci muka dulu sana pake kanebo!! Crewet amat ni mami. Hahahaha si Helmon memang selalu kami panggil dengan sebutan ”mami” karena sikapnya yang terkadang keibuan. ”Enak aja koe ka !! mang mukaku bemper mobil apa?!” Dengan nada medok helmon pun memprotes perbuatan Eka. ”Nah teman – teman hayo ngaku siapa yang belom isi galon??!!” ”kalo aku paling pertama lo!!” ungkap rabun. ”Aku udah lo seminggu lalu” jawab Andi. ”Aku be uwis koh!!” timpal Helmon. ”Apalagi aku udah baangeeettt” tambah eka. Galon di kontrakan kami memang sering habis karena kami selalu rajin minum air putih sesuai anjuran Dr. Hembing yang selalu kami tonton tiap pagi hari. Maklumlah demi menjaga dan mempertahankan kegantengan kami – kami.. Duh kepedean buanget neh. ”Kau kapan no??!!” Tanya Andi. Aku terdiam sejenak.
Apa memang benar aku ya?? Ko aku jadi pelupa ya?? Memang sih aku suka lupa ma urusan beginian. Semua mata tertuju padaku seakan semua sudah yakin bahwa aku lah si penunggak itu. Oh no....... I’m sorry pren aku lah si penunggak itu. Aku baru ingat terakhir aku mengisi gallon itu adalah bulan kemarin. Dengan wajah sok kyut aku perlahan – lahan mengacungkan tangan pendek - pendek sembari perlahan – lahan aku menunjukan dua jari tanda ”PEACE BRO”... Segala bentuk syair ala mas tarzan pun terlontar dari 4 pria - pria kehausan itu, diiringi sambitan kanebo, handuk, sampe sempak bekas yang datang bertubi - tubi. Akhirnya aku pun di denda untuk membeli galon 2 kali berturut – turut plus penggantian biaya traktir semalem. Ternyata karena ulahku si Rabun jadi tidak ikhlas. Pantes aja paginya aku sakit perut hahahahahaa... Kontrakan ini mengajariku tanggung jawab dan disiplin...Thanks ya bro...

By Kheno Whine

Jumat, 10 Juli 2009

si Nemo dan si Nemi…..


…………….ini semua gara-gara Paulus. Dia yang meracuniku dan Keno untuk memelihara lohan. Kami jadi rajin menguras aquarium setiap seminggu sekali, bertambahlah aktivitas keseharian kami selain daripada rutinitas kuliah….harus sering2 memperhatikan kondisi alat yang menyerupai kapas yang disebut filter (penyaring), yang umur ekonomisnya selalu lebih pendek dari umur lohannya sendiri. Klo pergi keluar rumah dan tidak ada orang di rumah yang dapat mengurusinya….rasanya hati ini tidak tenang kalo lupa memberikannya cacing darah, udang, dan pelet!!....bener2 ribet..bet….bet…bet. Anehnya kami berdua benar2 menikmatinya…karena sudah menjadi hoby baru kami yang tak terpisahkan…menjadikan kami sering2 di rumah….jadi kliatan anak rumahan…..he4……
Paulus adalah teman kami, nama panjangnya Paulus Sibarani. Seorang pemuda berdarah Batak, kelahiran Palembang, yang akrab disapa beruang madu..karena perawakannya yang bongsor dan perutnya yang gembul, mukanya bulat seperti bakpau, rambutnya cepak ala kadarnya mirip tokoh Jaian di pilem Doraemon…serta jerawat yang terhias tak beraturan di pipinya..lengkaplah sudah atribut kesehariannya itu kawan”. Tapi peranggainya tidak seperti tokoh Jaian beneran di pilem anak2 tersebut. Dia orangnya baik dan enak diajak berkawan…n bawaan pingin begadang kalo nginep di kosnya. Dia sekampus ame Keno dan Eka. Klo sudah ngajak taruhan..dia paling seneng bukan main…taruhan apapun itu, judi bola, atau apapun informasi2 yang bersifat simpang siur yang dapat dijadikan materi taruhan. Dia juga senang bisnis, apapun yang dilihatnya bisa jadi lahan bisnis pribadinya….sampai-sampai barang kesayangannya jadi korban. Prinsipnya harga di muka..ada yang berani bayar….tawar-menawar …“HARGA PAS..TANCAP GAS !!!” begitulah kira2 kawan. Nyaris semua barang2 di kosnya nilai2 historisnya singkat. Demikian penjelasan singkat saya tentang Paulus.
Suatu saat Aku dan Keno berkunjung ke kos Paulus di daerah Seturan…dengan tanpa memberitahu sebelumnya. Setiba disana...kagetlah kami ketika masuk ke kamarnya, seorang Paulus yang kami kenal…yang hobinya ngoprek2 motor bebek kesayangannya saban hari…hilang seketika persepsi tersebut bak ditelan angin cepoi2 sore itu..tak dinyana ternyata dia memelihara seekor ikan air tawar, yaitu ikan lohan. Sesampai kami di sana, dia bercerita banyak tentang hoby barunya itu, mulai dari bagaimana pemeliharaanya, jenis2 lohan yang ada di pasaran, bagaimana prospektus ikan itu yang konon katanya dapat mendatangkan Hokie (keberuntungan) bagi etnis Cina, dan harganya diyakini bisa selangit. Pantes saja akhir2 ini dia jarang main ke kontrakan kami….ternyata dia sedang asyik dengan hobi barunya itu…ha4…..
Ditengah-tengah obrolan kami yang ngalor-ngidul (gak jelas)….aku memandang lohan Paulus dengan penuh seksama. Tiba2 terlintas di alam imajinasi liarku…kata2 yang dapat dijadikan senjata mematikan, kata2 yang tidak mengenak hati bagi yang bersangkutan, kata2 yang berunsur SARA…kata2 yang muncul tiba2 bak komet haley yang turun kebumi berpuluh-puluh tahun yang lalu…seketika diriku memandang Keno yang sedang asyik bercengkrama dengan gitar Paulus…sambil melantunkan sebuah lagu yang baru dia ciptakan beberapa hari yang lalu.
(H): No!!...klo dipikir-pikir..jidat lebarmu koq mirip jenongnya lohan yah??....
(K): Sialan loe !!!?......dasar momontaro !!!! Hahahaha4…..(pangilan anehku oleh Keno dan Eka saat itu)
(H): Hahahahha4…….. (sumpah mampus kalo mengenang wajahnya yang serius itu)
(P): Hahahahah4…………bener2 mirip mon….hahahha4….!!! (Pauluspun menyadari dengan apa yang saya maksud barusan)
Agresi militer cela mencelapun terpecahkan sudah dan tak terbantahkan!!. Kami saling menyerang satu sama lain..dengan alasan menjaga harkat dan martabat pribadi sebagai manusia bereksistensi tinggi ha4….
Pada beberapa minggu kemudian, kami menunggu Paulus yang belum kunjung tiba dari kosnya ke kontrakan kami. Sudah hampir tengah hari kami menunggunya dari jam 10 tadi, hingga mendung pun menyambut….rupanya Jogja lagi musim penghujan saat itu. Keno sedang asyikk melatih lohannya yang baru dia beli beberapa hari yang lalu, lengkap dengan perlengkapan dan aquariumnya dan itu yang memicu keinginanku untuk memelihara lohan…agar dapat bersaing dengannya. Karena kebosanan yang teramat sangat saat menunggunya, akupun langsung nimbrung ke Keno yang sedang melatih piaraan barunya itu yang tengah asyik menyundul-nyundul dinding kaca rumah perdananya.
(H): No..klo lohanmu sering2 kau rawat dengan baik….jenongnya bakal tambah gede….jangan ampe kempess tanda stress…ntar susah menormalkan kondisi jenongnya seperti sedia kala…
(K): Yoi….klo udah bakat jenongnya n lihai intruksi…dia bakal ku konteskan mon…(Kheno dengan matanya yang berbinar-binar menengadah ke atas langit seraya mengencamkan harapannya itu dalam hati…semoga..)
(H): Semakin gede jenongnya semakin miriplah dia dengan majikannya ha4…… (ketawa pulas diriku dan ampe berlinangan air mataku)
(K): He4….huahahaha4 !!!......sialan kau!!?....
Keno-pun tertawa sejadi-jadinya, seraya ikut merayakan candaanku itu..anehnya dia tidak begitu mempermasalahkan candaanku barusan dan malah menikmatinya…mungkin karena kami sepaham.
Setelah beberapa beberapa menit kemudian si beruang madu pun muncul dengan motor shogun-nya, ber-knalpot bobok….yang suaranya memekikkan telinga itu.
(P): Woi !!?....sorry mon, dah nunggu lama kau rupanya…(dengan mimik polos perasaan tidak bersalah..bahwa dia udah janjian denganku dari jam 10 tadi untuk menemaniku membeli lohan…ditempat langganan yang dia janjikan tempo lalu).
(H): Dasar kau !?.....lama kali kau….klo tau gitu tadi aku beli makan siang dulu …dasar pacul !!…
(P): Hahahah4 (ketawanya yg khas mirip Jaian)….sory lah…tadi ada urusan bentar ama temenku, urusan bisnislah…he4….
(H): Pacul kau !!? gak ada tadi kau bilang di sms terakhirmu...
(P): Haha4…nyantailah kawan….lohannya gak bakal kemana-mana, lagian bakalan stress dia klo ntar calon majikan barunya cemberut kaya gini….hahahaha4…(ketawanya makin menjadi-jadi, ingin rasanya menyumbatkan sandal wc ke mulutnya…)
Setelah dia rehat sejenak….sambil mengisap sebatang rokok djarum super, dan seteguk minuman mineral…kami bertiga lekas berangkat ketempat tujuan kami, tempat jual lohan dengan menaiki mobil taft kebanggaanku.
Sesampai di sana aku memilih 2 ekor ikan lohan yang masih belia. Satu dari dua lohan yang kubeli tidak mirip lohan pada umumnya. Karena apa ?...karena wujudnya mirip seperti ikan nila yang tubuhnya berwarna emas kepucatan, dan aku memberi namanya Nemo…sedangkan lohan yang satunya kuberi nama Nemi. Awalnya aku ragu untuk memilih si Nemo, tapi lagi-lagi Paulus yang meyakinkanku..bahwa bisa saja itu spesies lohan baru, ujarnya. “Lohan kan banyak jenisnya mon….yah..siapa tau aja mon ?..he4….”, Paulus kembali meyakinkanku lagi. “Udah ambil aja mon..”, Keno menambahkan kepercayaan atas pilihan Paulus tersebut..
“Okeh!! “…aku pun dengan yakin dan mantap !! berhasil mengalahkan perasaan keragu-raguananku itu....dan setelah proses transaksi selesai..kami bertigapun pulang dengan perasaan gembira dan berhayal akan bagaimana nasib lohan2 yang kami punyai kelak.
Dua ekor ikan lohan, filter udara, filter kapas, aquarium ukuran medium-high, pelet, cacing darah dan tambahan kaca untuk sekat pemisah…sudah tersedia, tinggal bagaimana memulai pengerjaannya, maksud saya mo ditaruh dimana lokasi aquariumnya. Akhirnya akupun memutuskan untuk meletakan aquarium berukuran gede itu di kamarku, sehingga menyebabkan berkurangnya keleluasaan di kamarku…tapi gak papalah..itu semua kan demi hobby baruku itu…”segala sesuatu pasti ada konsekuensinya…..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita cintai..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita sayangi..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita harapkan”….
Setelah semuanya telah selesai pengerjaannya…Paulus mohon pamit untuk pulang ke kosnya..karena hari itu dia tidak ada rencana untuk menginap di tempat kami. Setelah itu dia lekas pulang dengan motor kebanggaanya itu…dan berlalulah dia dari hadapan kami. Setelah Paulus pulang..akupun langsung menghampiri mainan baruku itu, maksudnya kedua lohan baruku itu yang sudah kuberi nama Nemo dan Nemi. Lalu mulai melatihnya ala tips lohan kontes, walaupun mereka berdua masih cukup belia untuk diajari. Pada dasarnya lohan klo belum dilatih pasti liar….gak mau diatur…buang eek seenaknya…dan keras kepala, baik itu dalam keadaan kecil maupun sudah dewasa. Ak punya argumen tersendiri mengapa memeliharanya dari kecil kawan”.
Alasannya :
1. Masa balita, belia, kanak2, dan remaja merupakan masa-masa pertumbuhan..oleh karena itu memberikan pengajaran dan wawasan sejak dini akan memudahkan lohan untuk dilatih, kelak dewasa nanti…besar kemungkinan menjadi lohan kontes. Tetapi kalo kita memeliharanya sudah dalam keadaan dewasa dan masih liar..bakalan lebih susah melatihnya.
2. Budget yang aku miliki terbatas…dan aku tidak mungkin membeli lohan yang sudah ikut kontes ataupun yang sudah keliatan bakatnya. Karena jelas harganya pasti berbeda, sesuai proporsi keunggulannya.
Beberapa hari kemudian Paulus datang ke kontrakan kami. Dengan tanpa berbasa-basi dia ingin membeli si Nemo dengan sejumlah uang yang pantas menurut dia…mungkin propektus lohan unggulan sudah tercium olehnya sejak melihat Nemo di toko. Aku dengan lantang melarangnya untuk membeli lohanku yang unik itu. Tapi dasar Paulus si otak dagang!!? Masih saja coba mencari celah…dengan menaikan penawaran agar aku mau menjual Nemo kepadanya..dan akupun kembali menolaknya dengan mantap!!....malam demi malam aku selalu diteror Paulus lewat sms2nya agar aku mau menjual Nemo kepadanya…dan aku tetap tak bergeming sedikitpun.
Beberapa minggu kemudian Paulus datang lagi ke kontrakan kami. Dia mengajukan penawaran terbaru yang lebih menggiurkan. Saat itu aku berada dalam kondisi lagi kere…penawaran tersebut menyebabkan hatiku terombangambing. Karena memang lagi butuh duit, aku menawarkan si Nemi saja agar dibeli olehnya…tapi Paulus menolaknya mentah2 !!!..., rupanya si Beruang madu itu sudah terlanjur cinta sama si Nemo. Di tengah-tengah ancaman itu…menjadikanku semakin sayang pada si Nemo...karena memang aku cukup gigih memperjuangkannya dari bahaya laten paulusisme. Klo memang kutampik penawarannya…berarti memang bukan rejekiku, pikirku…dan akhirnya Pauluspun menyerah dan dia tidak pernah lagi menerorku lagi..tidak pernah meneror si Nemo lagi….”Huraaay !!!!!!! “.
Berminggu-minggu aku memelihara kedua lohanku itu dengan penuh ketekunan. Si Nemi perlahan-lahan tumbuh remaja dan lincah. Mmmm….tapi tidak dengan si Nemo, sepertinya adanya yang aneh dengan dia, lohan yang kusebut aneh itu. Dia tidak tumbuh besar..seperti seperti si Nemi. Awalnya timbul perasaan sedikit curiga..tapi hal itu aku usir jauh2, mungkin karena kenangan perjuanganku yang gigih mempertahankan Nemo dari bahaya laten paulusisme tempo lalu. Celakanya setelah beberapa bulan kemudian…si Nemo tetap tidak ada perubahan…sedangkan si Nemi terus tumbuh remaja. Pada akhirnya habislah kesabaranku itu…dan menyebabkanku berubah pikiran !!....berubah pikiran untuk menjualnya.
Keesokan harinya aku datang ke kos Paulus..bermaksud untuk menawarkan si Nemo..agar dapat ditukar sejumlah uang seperti yang ditawarkan Paulus tempo lalu. Ironisnya Paulus menolaknya…ternyata musim lohan berada dalam kondisi titik kejenuhan….yang menyebabkan pasar lohan lesu. Pantes aja dari kemaren orang2 sudah mulai jarang membicarakan lohan…rupanya trendnya tidak sepopuler kaya dulu lagi. Akupun lekas banting harga..tapi Paulus tetap tak bergeming…dan akupun pulang dari kosnya dengan tangan hampa…
Sebenarnya aku sendiri juga sudah mulai jenuh dengan lohan..ditambah lagi dengan kondisi si Nemo yang kusebut lohan spesial itu yang tidak kunjung tumbuh besar membuatku semakin jengkel. Aku coba menawarkan kepada Keno, rupanya dia sendiri juga sudah jenuh memelihara lohannya sendiri, menyebabkan lohannya tak ter-urus dengan baik. Akhirnya akupun memutuskan untuk menjual si Nemo keteman-teman yang lainnya..tetapi hasilnya tetap nihil…..
Hari-demi hari kondisi aquarium Aku dan Keno sudah tidak telaten kaya dulu lagi…waktu awal2 melihara lohan. Lumutan dimana-mana…bener2 menyedihkan kawan”. Suatu hari Keno berhasil menjual murah lohan dan seluruh perlengkapannya kepada temannya. Dan keadaan itu membuatku semakin mantap untuk tidak memelihara lohan lagi.
Beberapa hari setelah Keno berhasil menjual lohannya, Paulus datang ke kontrakan kami. Dia datang dengan penawaran baru..tetapi penawaran itu tidak sedasyat tempo lalu. Penawarannya yaitu akan mengambil aquarium beserta perlengkapannya dan si Nemi untuk dibarter dengan sejumlah uang yang tidak seberapa, paling hanya cukup buat makan 2 kali sehari selama 5 hari. Ironisnya lagi Paulus tidak mau ikut memborong si Nemo….dan masih sempet2nya dia mencela.
(P):”Hahahahahha4….sudah dapat dipastikan itu bukan lohan mon!!?..itu pasti ikan nila..ato ikan apalah..ha4…cuma koq gak besar2 ya ?..ikan nila sungguhan klo diberi makan berminggu-minggu juga gede juga…..klo ini ya ? ikan nila gadungan ato ikan...hahahhahhahha4…..ikan aneh itu mon….gak tau lagi aku menyebutnya ikan apa lagi….hahahahhahaha4…..”
(H):”Sial..kauuuu !!!?....gak berperasaan…….he4…”
Peristiwa pergusuran tersebut menyebabkan si Nemo turun kasta…..turun kasta dari biasa tinggal di istana aquarium….terpaksa harus biasa tinggal di gubuk derita yaitu EMBER !!!!!! DAMN !!?...kasian sekalee si Nemo…bener2 menyedihkan. Dengan kesedihan yang tak terbantahkan….akhirnya Aku dan Keno membebaskan lohan malang itu ke sungai dekat komplek perumahan kontrakan kami. Maafkan aku Nemo…jika aku tidak becus mengurusmu sampai tuntas…biarlah Alam yang akan memeliharamu. Mungkin memang seharusnya begitu kawan”…biarlah dia berbaur dengan habitat yang sesungguhnya….berbaur dengan kehidupan yang sebenarnya.

Kamis, 02 Juli 2009

Saat aku menapaki 7 tangga nada

Inilah saatnya aku mengepakan sayap di blantika music jogja, siapa tau aja peruntungan ada dipihakku. Aku terlahir di tengah - tengah keluarga musisi. Konon kakekku adalah pemimpin grup gending jawa yang terkenal di era nya, bapakku seorang gitaris dan ibuku adalah vocalistnya. Bak anang dan krisdayanti deh.. Konon kakekku adalah pemimpin grup gamelan yang cukup terkenal. Aku bermain gitar dari kelas satu SMP sampai sekarang dan mungkin selamanya. Karena, ya Cuma itu yang lumayan aku kuasai. Setelah sekian lama malang melintang di dalam band ecek – ecek yang hanya main di acara kantor bokap, festival local, Agustusan kelas RT, acara hajatan, inilah saatnya aku mulai mengepakan sayap kecilku untuk merambah dunia music di jogja.
Siang itu hari rasane panas tenan… Sampe – sampe aku harus melepas bajuku yang melekat ditubuhku.. ciaaaaattt nah..Nampaklah tonjolan – tonjolan rusuk yang menghiasi tubuhku. Huuuhhh GANTENG nih alias Gaya Tengkorak. Setelah itu, aku mengeluarkan gitar listrik baruku pemberian bapakku. Gitar Ibanez lokal warna merah mengkilap dengan amplifier yang menamakan diri sang pangeran (Prince) dan efek bermerk ax1500 toneworks. Lumayan lah buat senjata dalam berkarya. Sambil berkhayal bak Paul Gilbert aku mencoba memainkan instrument asal bunyi yang penting sangar. Seperti biasa Helmon dan Andy yang setia memantauku dan sesekali memberikan sedikit pujian dan dihiasi beberapa celaan selalu setia memandangi jari jemariku yang kata mereka lentik bagai kaki – kaki keong.
”No itu lagunya siapa sih?” tanya Helmon.
”Dengarkan aja mon gak usah banyak protes” jawabku.
”Ko dari tadi tak ada nyanyinya?” tanya Andy lagi.
”Ini namanya guitar solo ndi!” Jawabku.
Huuuhh kapan bisa konsennya nih...Nanya – nanya mulu kayak clinik gitar aja. Datanglah Rabun secara tiba – tiba.
”Betewe berapa wattnya tuh?? Berarti iuran listrik lu nambah..”
Akupun terdiam secara tiba – tiba.. Waduuhh tagihan listrik sudah menanti neh. Gubrakk!!
Sesaat kemudian datanglah sesosok tubuh yang sudah lama ku kenal sejak aku tinggal di Riau.
”Watsap bro.. pa kabar neh ahli – ahli kubur...!!”
Itulah gaya sapaannya yang hangat terhadap kami setiap kedatangannya yang seperti jailangkung (datang tak diundang pergi tak diantar). Dengan membawa nasi bungkus yang dia beli di warung depan, dia langsung mencari posisi aman dan terkendali untuk menyantapnya. Sayang sungguh sayang yang dia bawa hanya sebungkus. Seperti biasa terucaplah kata maap darinya untuk yang kesekian kali ” Maap yah Cuma sebungkus”. Kami pun serompak menjawab ”ya!!”. Nah nah, aku lupa lagi memperkenalkan makhluk ini. Namanya Key dia kakak kelasku di kampus. Style nya mirip Ariel Peterpan tapi tampang dan face tak mendukung hahaahhaa... Nah rambutnya itu termasuk korban sindrome smoothing hahaha... Dia sangat ahli menciptakan lagu. Walau akupun bisa menciptakan lagu, ku akui karya dia lebih bagus dariku. Tak jarang aku lebih menyukai karyanya ketimbang karyaku sendiri.. Secara otomatis grombolan si berat yang mengerumuniku sekejap memberikan ruang untuk mas Key yang sepertinya ingin menyampaikan berita penting terhadapku.
”Hoooiii mon bun ndi kalo beli makan titip ya!!” Aku menyambar di tengah langkah mereka yang berbarengan.
”Ya...!!”. Jawab mereka kompak.
”No aku ada lagu – lagu baru nan bagus no, aku baru aja ciptain” Mas Key tiba – tiba menyodorkan secarik kertas dengan berhati – hati karena telapak tangannya 70% terkena santan makanan padang. Aku yang sejenak memandangi makanan mas Key yang kelihatan nikmat langsung terkaget – kaget. Air liur yang tadinya hampir keluar, terpecahkan oleh suara mas Key.
”Eh iya mas ada apa??” jawabku.
”Yah kamu ngiler ya? Parah kau nok...!!”
”Tuh baca syairnya!!”.
Aku segera membaca sedikit syairnya dan hmmmmm puitis juga nih makhluk.
”No aku kesini mau menawarkan diri buat bergabung di Bandmu untuk menggarap proyek ini, gimana??” Tanya mas Key.
Memang sih aku baru saja membentuk band yang bernama Phena. Band ini dimotori aku dan Dede sebbagai guitars, Indra sebagai Drumer, Guntur sebagai vocal dan Ryan diposisi bass. Kami baru melangkah sebatas latihan – latihan di studio tanpa ada sekalipun mengikuti event – event yang ada. Nah untuk menambah personel, tentunya aku harus mengadakan meeting dulu dengan yang lain. Terdengarlah suara langkah gerombolan si berat. Akhirnya datang juga... Tapi aku tidak melihat satupun bungkusan yang ditenteng.
”Wah mana makananku??” tanyaku.
”Buanyak no dirumah makan. Ada udang, ikan, ayam, empal sayur dan lain –lain” jawab Helmon.
“Iya tapi mana?!” tanyaku lagi dengan berkaca – kaca.
“Lah kalo nitip pake omongan, berarti pulangnya Cuma bawa omongan..hahahahahaha” jawab Rabun.
”Kalo titip pake barang (duit), pulangnya ya bawa barang juga (makanan)...hahahahahahaa” jawab helmon.
”Kau kan Cuma titip pake omongan no, ya yang kami bawa omongan juga hahahaaha....”. Celetuk Andy lagi.
Beuuuhhhh badanku pun lemes gontai seperti bunga yang kekurangan cairan. ”Sungguh teganya teganya teganya teganya...” Mendadak dengan reflek aku menyanyikan lagu itu.
Malamnya aku mengadakan rapat dengan semua anggota bandku. Dan hasilnya ”OK!” mas Key diizinkan masuk tanpa test. Wah wah wah...tanpa test bo.. Akhirnya kami pun mengadakan latihan pemanasan dengan membawakan lagu – lagu yang populer kala itu. Guntur pun merelakan berbagi vocal dengan mas Key karena posisi mereka sama – sama sebagai vocalist. Wah Yovi and The Nuno dong.. Sampai pada titik dimana kami harus menentukan arah bermusik. Oleh karenanya diadakanlah Rakor (Rapat Kordinasi) kecil – kecilan dengan suguhan rokok sebungkus untuk bersama, 6 bungkus es teh dan beberapa helai gorengan yang dananya dari hasil sumbangan sukarela kami. Belum mulai, gorengan pun ludes tak tersisa. Akhirnya disimpulkan bahwa kami sepakat untuk merekam karya – karya mas Key yang kami semua menyukainya. Tetapi harus melewati tahap aransemen dan latihan – latihan dulu agar dana yang dikeluarkan nanti tidak sia – sia. Mas key juga mengajukan diri untuk menjadi ketua di Band itu dan kami menyetujuinya. Namun di benakku ada sedikit ganjalan dan bantahan. Aku ngerasa band ini masih kecil dan ecek – ecek. La wong semuanya masih serba patungan. Aku rasa Kami belum perlu menunjuk siapa yang menjadi ketua, dan siapa yang menjadi anggota. Kayak Koperasi aja ya.. Kami hanya menginginkan kekompakan dan jam terbang yang tinggi. Bukannya struktur anggota seperti ini. Yah sebagian orang mungkin setuju dengan pendapat mas Key. Tapi bagiku, belum saatnya kami seperti itu. Karena suara terbanyak menyetujuinya, maka mau ga mau aku harus sependapat.
Bulan ke bulan kami hanya membawakan lagu ciptaan mas Key. Asik juga sih karena emang enak lagunya. Tapi rasa rinduku kepada rock n roll terus berderu dalam hati bak lokomotif tua yang mengepulkan asap tebal dan menderukan suara tuuutt tuutt tuut seiring kentutku yang berbunyi tapi untungnya kalah dengan suara sound yang jlgarrrr jlgeeerrrrr.. Kami latihan Band sampai larut malam dan tentunya patungan untuk bayar studio dan beli sebungkus rokok. Malamnya aku pulang dan menemui saudara – saudara seatapku sudah terlelap dalam mimpi. Hanya seorang pangeran kodok alias Zicko alias Zikri yang setia menantiku sambil menatapi sinetron tengah malam kesayangannya. Karena kesibukanku ini aku jadi jarang kumpul dan banyak tertinggal gosip – gosip baru seputar kontrakan. Maap ya teman –teman plissss... Tapi bayar listriknya ga pernah telat ko. Cuma isi galon aja yang rada telat hehehehehehehe.. Maap ya...
Waktu demi waktu berjalan akhirnya mas Key memecat Indra dan Guntur tanpa alasan yang jelas. Aku merasa tidak enak dengan meraka. Saat itu aku harus memilih terus berkarya bersama phena karena menurutku perjalananku masih nanggung. Kami pun mencari seorang drumer dan alhasil kami mendapatkan seorang additional drumer untuk sementara. Hatiku kala itu masih berontak terlebih setelah dua teman kami harus hengkang. Tapi perasaan berontak itu lagi – lagi kalah dengan ambisiku yang kala itu menggebu – gebu ingin sekali merasakan rekaman sebagai tujuan band kami ini.
Akhirnya setelah berjuang sekian lama kami pun memutuskan untuk rekaman independent single di tempat studio rekaman komersil terdekat, tetapi berkualitas yahud loh.. Terbukti banyak band – band papan atas yang pernah merasakan studio itu. Setelah bergelut seharian dalam studio, akhirnya lagu kami pun jadi juga. Fyuuuuhhh lega rasanya dan bangga rasanya mendengarkannya. Tak salah lagi langsung aku pamerkan ke seisi penghuni kontrakan. Mereka pun memuji lagu itu dan memberikan suport kepadaku atas apa yang aku hasilkan. Duhhh makasih ya pren... Tak ayal lagi lagu ku ini menjadi charts di kontrakan dan type mobil Helmon dan Rabun. Pangeran kodokpun tak lupa mengumandangkan lagu itu dikala sedang memanggil hujan.
Setelah puas dengan hasil yang ada, akupun merasa aneh dengan keadaan band kami. Mengapa aku tak lagi di hubungi untuk seasson – seasson latihan.
”Tumben lu no ga sibuk latihan band?” tanya Eka.
”Iya no” tanya helmon yang asik mencuci mobilnya.
”Ga tau nih dah seminggu aku ga dihubungi mas Key”. ”Coba aja lu datangin dede..” Pangeranpun menimpal.
Serasa pemuda yang sedang risau akan tambatan hatinya aja nih. Akhirnya aku langsung menuju kosan dede untuk menanyakan masalah band kepadanya. Sesampainya disana, aku melihat ada mas Key yang sedang asik bersenandung ria. ”Woii watsap....piye kabare...” tanya mas Key.
” Mas ada planing apalagi neh..” tanyaku.
”Belum ada no..” jawab mas Key.
Setelah berjam – jam kami kumpul, akhirnya akupun pulang ke kontrakan. Tak satupun informasi yang kudapat perihal band. Yah mungkin kami butuh rehab sejenak. Sebulan tlah ku lalui tanpa ada jadwal khusus latihan.
Siang itu sepulangku dari kampus, aku langsung tergeletak di kasur depan tv yang sangat nyaman tetapi kempes. Sehingga badanku sakit saat mencoba menindih bak jagoan smackdown akan menindih lawannya. ”Aduhhh kutukupreeett.. sakit buanget”. Tiba – tiba Andi dan Rabun keluar dari sarangnya dan langsung memberikan selamat kepadaku. Dua pemuda itu memang selalu bersama – sama seperti Film Man In Black.”Ada apa nih?! Perasaan ultahku masih lama ko?! IPku pun masih belum memuaskan, wisuda?? Masih lama kaleeee” Jawab ku.
”Lagu kalian masuk chart Radio no” Andy bekata.
” Iya aku dengar tadi” timpal Rabun.
Wahh alhamdulilah ya Alloh... But siapa yang masukin??, ko aku tidak ada diberi info apa – apa?
” Tapi ko namamu tidak ada di sebut ya no?” tanya Rabun.
”Haahhhh!!!” aku menganga.
Malamnya kami pun menanti acara chart tersebut karena pada malam hari dibacakan lagi nominasi dan profil band yang masuk chart. Jarang sekali aku mendengarkan radio. Baru kali itu aku menanti – nanti acara radio.
Apa yang di bilang Rabun dan Helmon ternyata benar. Namaku tidak ada pada profil Phena band. Hanya suara gitar yang ku mainkan yang terdengar ditelinga seakan ingin berteriak memanggil – manggil tuannya yang dengan susah payah mengaransemen dan memainkannya. Saat itu hatiku hancur berkeping – keping. Emosi, sedih, dan penasaran jadi satu. Mengapa aku yang mati – matian mengaransemen lagu itu ko malah tidak dihargai. Malam itu juga aku langsung ngacir ke tempat dede. Sesampainya disana aku mendapati Phena band dengan formasi baru. Mereka sepertinya sedang berdiskusi serius bersama – sama. Diskusi itupun terpecah karena kehadiranku. Tanpa basa – basi aku langsung menanyakan apa yang sebenernya terjadi.
”Kalian gimana sih ko ngga sportif!!” tegasku.
”Watsap bro...duduk dulu sini..” celetuk mas Key tanpa dosa.
Sejenak orang – orang baru itu beranjak pergi menghindari harimau yang siap menerkam.
”Gini bro..gini...maap sebelumnya ya...Kami emang salah”.
Lah udah tau salah kenapa dilakuin juga ya kan....gumamku.
Dede kala itu hanya terdiam seribu bahasa dan mungkin dia merasa tidak enak terhadapku. Mas Key saat itu menawarkan nilai nominal sebagai ganti jasa ku selama ini. Aku yang memang kala itu sedang bokek berat alias tongpes ajaibnya menolak tawaran itu. Tanpa sadar, kata – kata bijakku pun terucap juga yang mungkin kalo ku praktekin lagi aku bisa malu xixixixiixi... Diiringi tiupan angin sepoy – sepoy, dan sedikit petikan gitar yang dimainkan dede, secara bersamaan tertiup juga aroma tak sedap yang berasal dari belakang tubuhku, aku pun berkata.
”Aku tidak pernah menghitung berapapun yang udah ku keluarkan untuk musik, berapapun waktu yang tersita untuk musik. Karena aku menjalankannya dengan tulus ikhlas, karena musik sudah terpaku didadaku. Hanya itu yang aku punya untuk kebanggan diriku dan hanya itu yang kupunya untuk kuberikan ke semua orang”. ” Kalian tidak akan bisa membayar semuanya. Tidak akan bisa...” ”Lihat saja nanti...waktu akan menunjukan siapa yang sepenuh hati dan siapa yang berkualitas suatu saat nanti” Tegasku di hadapan mas Key dan dede.
Akhirnya mas Key menjelaskan kenapa mereka melakukan ini semua. Menurutnya, aku terlalu aktif dalam memberikan bantahan – bantahan. Hal itu akan membawa keretakan band nantinya. Dalam satu band harus ada yang otoriter atau pemimpin dan tidak ada istilah dualisme. Itulah penjelasan dari mas Key.
Pemimpin?? Aku pun bertanya dalam hati.
Sesungguhnya aku tidak ada rasa untuk melangkah seperti itu. Akhirnya mereka meminta maap atas ketidak seportifan ini. Tanpa basa – basi aku pulang tanpa pesan. Malangnya nasibku.. Jeri payahku selama ini tidak dihargai sedikitpun. Tapi aku tidak akan jatuh dengan mudah seperti itu. Karena musik bagiku bukan untuk menyakiti tapi dinikmati.
Selang waktu berjalan, aku pun tidak lagi mendengar phena band. Terakhir ku dengar, dede pun bernasib sama sepertiku dan lagu itu berhasil pada charts posisi kedua di radio jogja yang cukup terkenal. Akupun tak tahu lagi kabar selanjutnya. Yang aku tahu, musikku tetap berjalan dan berkumandang pada band baruku yang kudirikan bersama teman – teman baruku. Band ini bernama Note Book. Aku sangat bersyukur karena mereka sangat menghargai karya – karya ku. Bahkan mereka mengusung karya – karyaku sebagai materi band. Panggung demi panggung kami lalui. Tidak hanya lagu sendiri, lagu orang baik lokal maupun manca kami babat untuk kebutuhan panggung. Sama seperti waktu di Phena, akhirnya kami menelurkan single – single melalui proses rekaman di studio yang sama. Bahkan ada satu lagu yang memakai suaraku. Judul lagu tersebut adalah ”semua kan berakhir”. Lagu ini kuciptakan berkisah tentang semangat dari seorang teman dikala kita jatuh, dikala kita sakit dan dikala apapun saat kita membutuhkan seorang teman. Lagu ini kupersembahkan untuk temanku Army di brebes (tetap semangat bro). Dan juga teman – teman seatapku...Thanks supportnya.
Karya kita adalah suara hati kita yang harus selalu kita nikmati karena itu adalah cerminan hidup kita. Karya kita adalah anak – anak kita, buah pikiran kita yang harus kita jaga dan kita pertahankan keberadaannya.
Semua kurasakan saat ku menapaki tujuh tangga nada............
Semoga ini semua bisa menjadi pelajaran hidup yang sangat berarti........

By Kheno Whine