Tempat massage sedang booming di tempat kami. Banyak yang menawarkan harga miring sampe harga yang setinggi langit. Tapi kebanyakan dibuka khusus untuk wanita. Nah untuk kaum pria ada, tetapi sangat jarang. Kalo ada pun pastinya dengan ekstra service atau plus – plus. Menurut kabar burung, ”wah burung siapa ya itu??” ”Burung lu ya mon yang pernah singgah kesana??” ”Sialan lu no!! mang nyong cowo cool apaan??” Sanggah Helmon. ”Cool = coolang ajal” Timpal Andi dan Eka. Nah itu lah yang kami takutkan. Memang sih kehidupan kami sebagai kaum cowok yang normal, sangat mendambakan dan memimpikan untuk bisa menikmati realita dari tontonan yang biasanya kami tonton pada ritual sehari – hari di kamar Helmon. Tapi semua itu dapat teratasi dengan norma – norma yang telah kami anut dari orang tua kami masing – masing saat pembekalan mental sebelum terjun ke Jogjaku tercinta ini. ”Itu Haram....” Tegas Eka. Hmmmm... kami hanya dapat mendeskripsikannya melalui muka mupeng, kegiatan yoga di kamar mandi atau mimpi basah yang terkadang datang, dan lain –lain yang tidak bisa kami sebutkan dua per dua eh salah..... satu per satu. Nah... kami punya cara jitu untuk merasakan pijat saat lelah atau capek, yaitu dengan kegiatan pijet – pijetan. Kami merancang ini dengan begitu profesional. Peralatan yang mesti dipenuhi adalah jam weker kecil, minyak kayu putih, dan hand body lotion. Kami melakukannya bergantian yaitu si pemijat setelah kesepakatan waktu selesai, menjadi dipijat.
Aku sendiri yang menjadi pemakarsa ide ini.. Kebetulan kami mempunyai struktur kulit yang berbeda – beda. Helmon yang singset dan kenyal, Andi yang rada keras dan bertulang menonjol, Rabun yang tebal setebal BACUSA (Badak Bercula Satu) tetapi cabi, dan aku yang berkarakter sama seperti Andi. Eitsss tanpa panu dan aroma tak sedap lo... Gini – gini kami sangat memperhatikan masalah itu. Nah khusus bagi eka, dia paling tidak suka dipijit kala itu. Karena dia sangat sensitif dan penggeli. Pernah kala itu dia berpasangan dengan Helmon dan apa yang terjadi???. Bukannya pijet – pijetan eh malah cekikikan doang dan saling bergantian menyentuh pusat geli mereka...Hihihihihi serem.....Jangan - jangan muncul deh The Next Ryan...
Sore itu Aku, Helmon dan Andi baru selesai main basket di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Badan kami terasa lelah dan pegal – pegal. Alhasil, kami pun sepakat untuk melakukan prosesi pijat memijat. Kami pun saling berpasangan. Semua peralatan kami siapkan dengan rapi termasuk jam weker yang kami set satu jam. Kegiatan pun di mulai.... Aku berpasangan dengan Andi. Aku mengeluarkan seluruh kemampuan pijetku yang kudapat dari teman – teman di kampungku. Nyet nyet nyet...uuhhhhh..... mantaap..kala itu aku kebagian sebagai pemijat pertama.. Andi tergeletak bak jemuran dendeng sapi. Sambil sedikit mendesah, dia menikmati pijatan dengan penuh ketenangan.
”Enak no.....nah..disitu tuh enak...” gumam andi.
Di sisi lain Helmon yang berpasangan dengan Rabun, ada sedikit ke kacauan.
” Bun keras banget koh kulitmu?? Makan apa sih kau...
”Capek pijitin kau...huuuhhhh” Helmon dengan nada – nada tak ikhlas. ”Udah mon pijitin aja..Ga usah cerewet...!!!” Jawab Rabun.
Waktu terasa lama sekaleeee... Kringat pun bercucuran.. Aku melihat Andi sudah terpulaskan dan Rabun juga. Aku dan Helmon saling berpandangan. Aku sudah bisa menebak apa yang ada di otaknya..Hahahahahaahahaha....”Hacking Weker!!” Perlahan – lahan aku ubah waktu wekernya. Tadinya kurang setengah jam lagi, sekarang kurang 15 menit lagi. Fyuuuhhhh mau ga mau dengan cara curang nih... Maap ya bro – bro.. Kringggggggg!!!!.... Weker pun berbunyi. Huhhhh akhirnya...Aku dan Helmon mengambil nafas lega. Setelah itu aku sepakat untuk menghabiskan rokok sebatang dulu setelah itu baru pijet. Tak lama kemudian aku dan Helmon sudah bersiap – siap untuk dipijat. ”Wah untung mereka tak tau kalo kami udah ubah waktunya wakakakakakakakakakkk....” Pijatan Andi begitu uenakk tenannnn.... Dia sangat profesional dalam memijat. Apalagi dalam penggunaan Handbody. Dia begitu ekonomis dan terarah.
Gak disangka perbuatan aku ame Helmon tadi berdampak ketidak nyamanan kami. Aku dan Helmon tidak tenang. Sebentar – bentar aku selalu melirik jam weker. Di otakku selalu bertanya – tanya apakah mereka melakukan seperti yang kulakukan tadi. Begitu juga dengan Helmon. Aku melihat dia tak henti – hentinya melirik jam weker. Alhasil kami pun tak menikmati 100% karena tak tenang. Tak seperti Andi dan Rabun yang tadi sangat terlelap dan menikmati. Mungkin inilah balasan tuhan untuk kita yang tak sportif. Karena ketidak tenanganku, prosesi pemijatan pun terasa sebentar dan aku kurang puas. Andi dan Rabun pun bernafas lega. Aku dan Helmon saling cekikikan pelan petanda misi yang berhasil mengerjai mereka sebelumnya tadi. Hahahahahaaa.. yah tapi akhirnya jadi ga menikmati sih...
Tak lama kemudian datanglah sesosok makhluk besar, putih dan tegap. Dialah Paulus Sibarani kesatria Badak dari Timur yang akrab disapa Beruang Madu. Begitulah kami menyebutnya.
”Wah lagi pada apa nih? Ko pada telanjang dada? Ada hand body lagi?” Tanya paulus.
”Biasa lus pijet – pijetan nih” Jawab Andi.
”Wah ku kira kalian dah jeruk makan jeruk hahahahaha....” Ledek Paulus. ”Wah boleh nih kalo gitu..Aku capek kali..Siapa yang mau pijitin aku??” Tanya Paulus.
”Tapi sistemnya ganti – gantian lus?? Jawabku.
”Tak apa – apa nanti gantian ku pijat yang lebih lama mau tak? Pijatanku ini profesional dan sudah teruji no, kata Bapakku, Mamakku, Kakekku, pijatanku enak. Gimana??” Tanya Paulus. Aku mengangguk – angguk lugu bak seorang gadis belia yang sedang mengiyakan tawaran mesum dari seorang om – om senang..hahahaha.....hueks hueksss... Akhirnya posesi pemijatan pun dimulai... Tanganku mulai menari di punggung Paulus hueeekkk cuih cuih...huuh...dengan sekuat tenaga kukerahkan semua jurus – jurus pijatku.... Tak lama kemudian weker berbunyi..kring kring!!......
”Lus waktunya habis..oke kan....??” Tanya ku
”Oke banget no..makasih ya..hahaha...ngrokok dulu lah ya..” Jawab Paulus.
Satu jam tlah berlalu, tampak Paulus mulai sibuk mengutak – atik komputer Helmon. Aura penipuan pun mulai tercium.
”Hoiii lus kapan nih...???!!!! Tanyaku
”Aduh sibuk kali ni no....” Jawab Paulus tanpa dosa...
Sepertinya aura itu mulai terasa sangat tajam. Ya ya inilah aura penipuan yang dipancarkan dari kesatria badak dari timur. Akhirnya setelah lama menunggu, Paulus pun mengakui kalo dia sebenernya tidak pandai memijat. ”Halloo...wah ada yang kena tipu.... ada yang kena tipu....Damn !!”
Yah itung – itung, itulah pembalasan buat aku yang sudah mengakali dua orang sahabatku tercinta.. Kalo Helmon kapan pembalasannya ya?? Wah tunggu aja mon...kikikikkikikkk...
Tak jarang juga banyak yang memanfaatkannya. Apabila cuaca panas dan terik, kami pun mendukung senandung zikri. ” Ayo zik nyanyi..panas nih...ayooo...” Keuangan kami yang pas – pasan menyebabkan kami berfikir dua kali untuk menyatroni bakul es kelapa muda khas Brebes. Nah harapan kami satu – satunya adalah Zikri sang Pangeran Kodok. Sambil sibuk menyiapkan beberapa buku lagu koleksiku, aku merelakan bang pepen (gitar Fender bolong kesayanganku) untuk di dekap mesra dan dipetik oleh Pangeran eh salah.... Zikri maksudku hihihii... Aku harus rela membersihkannya nanti setelah itu, karena di bodi gitarku pasti tersisa cap ketek Zikri yang selalu membekas bak stempel kelurahan. Zikri pun bersiap – siap untuk melantunkan sebuah lagu yang dia pilih dari buku lagu milikku itu dengan telanjang dada. Adalah lagu Shepia milik Sheila on 7 yang dia pilih. Zikri dan aku kebetulan penggemar setia Sheila on 7. Kami pun duduk mengitari Zikri sambil menikmati alunan dan suaranya yang bisa membuat lagu sedih menjadi seperti lagu parodi yang lucu. Tapi ndak apa lah yang penting hujan turun menyejukan kami semua. Nah sesaat kemudian mendung pun datang dan kami terkagum – kagum. ”Makasih zik hujan dah turun tuh..sekarang stop...aku mau tidur..” celetuk ku..”Yah giliran dah turun aku di tinggalin kalian...” balas zikri. Hahahaha....
Hampir setiap hari hari – hariku di warnai oleh Zikri yang sudah kuanggap saudara sendiri. Pahit manisnya kehidupan kos kami lalui sama – sama. Kamarku sudah seperti kamar dia sendiri. Bahkan aku sangat percaya sama dia. Semisal kalo aku pulang kampung Zikri selalu menengok kondisi kamarku. Pokoknya best bro deh...Eh lucu – lucu gitu dia tuh rajin sekali beribadah dan mengaji..Kadang terharu aku mendengar suaranya melafadzkan ayat – ayat suci Al-Qur’an. Eits... ga hujan lo hehehehe... Kedamaian selalu terpancar saat itu. Setelah itu biasanya kami selalu share, curhat, beli makan bareng, saling utang mengutang.
Sampai pada saat aku tidak lagi mendengar kabarnya dan senandungnya lagi. Entah kenapa dia berubah sangat drastis. Teman – teman yang lain juga merasakan demikian. Menghilangnya Zikri membuat pertanyaan di benak kami. Ada apakah gerangan?? Tidak ada masalah apa – apa antara kami. Hari – hari berjalan begitu indah tanpa ada masalah yang berarti. Tetapi seakan semua itu tidak ada bagi dia. Begitu mudahnya Zikri melupakan kami semua. Terdengar kabar dia telah menjadi pengusaha ruko. Tetapi beberapa teman menemuinya dan Zikri selalu menghindar. Termasuk aku yang mencoba untuk menghubunginya dan menemuinya. Zikri seakan tidak lagi mengenalku yang pernah berjuang bersama dalam suka maupun duka. Sampai – sampai aku harus menghubungi orang tuanya untuk menanyakan kabarnya. Sampai pada saat suatu saat nanti kami berkumpul lagi tanpa senandung, dan senyuman hangat dari seorang teman itu. Zikri, dimanapun kamu berada, kami semua mohon maap atas lebih kurangnya saat – saat kita selalu bersama. Walaupun kamu tidak akan mengingat kami lagi, tapi setidaknya kami berharap dihatimu telah tersimpan kenangan manis yang akan kamu kenang suatu saat nanti..
Salam dari kami Kheno, Helmon, Eka, Rabun, Andi dan Segenap ex penghuni APH -13.