Selasa, 14 Juli 2009

Galon sejuta umat...

Malam itu aku terbangun dari mimpi yang sangat membuatku melelahkan. Aku mimpi lari menelusuri tembok cina huuuuuuuuhhhh.. Ternyata mimpi itu membuatku benar – benar dahaga. Bukankah ini hanya mimpi? Hmmm ternyata mimpiku dapat menjadi nyata. Aku sangat menyesal kenapa malam itu aku tidak mimpi mendapatkan harta karun dan lampu wasiat aladin?? Damn..!! Untungnya hanya dahaga yang kurasakan. Kalo tiba – tiba aku membuka mata dan kutemukan diriku sudah ditengah – tengah tembok cina, apa yang akan terjadi?? Bukannya aku senang, tapi aku pasti menangis darah karena aku tidak punya ongkos pulangnya hahahahaha... Akhirnya aku memberanikan diri menuju ruang tengah untuk menebus dahagaku. Sebelumnya aku selalu berfikir dua kali untuk menghampiri ruang tengah disaat – saat tengah malam. Kecuali bila teman – temanku begadang main gaple sampai pagi. Maklum lah kondisi ruang tengah kami selalu gelap dan menyeramkan ditambah kursi – kursi tua di ruang tamu yang menyeramkan sungguh mendukung suasana. Akhirnya aku mengendap – endap untuk meraih saklar. Ciaaaaaatttt eitssss huuhh..... akhirnya terang juga. Lega rasanya aku mendapatii tubuhku berada tepat dipinggir galon berwarna biru segaaar. Tetapi, ya tuhanku..... ternyata galon tersebut kosong blong sekosong – kosong nya.. Usahaku sia – sia, dan aku terduduk lemas dilantai. Kerongkonganku mulai benar – benar kering serasa di tengah gurun. Tiba – tiba terdengar suara langkah dari balik dinding belakang. Hampir saja aku mengeluarkan reflek untuk cepat – cepat ngacir, tapi badanku lemas kehausan jadi aku pasrah saja. Doooooorrrrrr sesosok tangan besar dan berbau pandan menyentuh pundakku. ”Kutukupret... anak tuyul.... ponakan gendrewo... pacar nyi kunti !!!”. Jantungku hampir copot dibuatnya. Ternyata dia adalah Rabun yang sejak tadi sedang asik menelefon pacarnya di ruang atas depan kamar Eka yang senyap dan sangat kaya dengan sinyal.

”Lemas kali kau no..!! Hahhhh galon habis!!! Buseet !!”
”Iya bun aku deridrasi nih help me please....”
”Lah yang dapet jatah ngisi sekarang siapa??”
”Lho lho..mana catatannya” Tanya Rabun.

Aku baru menyadarinya ternyata tadi sore catatan itu basah dan sobek terkena air dari akuarium Helmon. Tadi sore dia menguras akuariumnya yang sudah butek. Dan seperti biasa air pun bergelimpangan kemana – mana dan mengenai kertas catatan daftar jatah pengisian galon yang kami tempel di dekat galon dan akuarium. Catatan itu kita isi setelah kami mendapatkan jatah mengisi galon. Jatah itu disusun berdasarkan urutan nama di daftar tersebut. Bila ada yang mudik atau tongpes, maka tak jarang diantara kami yang pernah rela mengisi lebih dari sekali. Dan tentunya setelah itu dia dibebaskan dari beban pengisian sesuai berapa kali dia harus nombok.

Akhirnya kami memutuskan untuk membeli es teh di burjo 24 jam dekat kontrakan kami. Rabun yang terkenal paling berkantong tebal di kontrakan kami tentunya rela merogoh koceknya untuk mentraktirku xixixixixi.. Sebelumnya aku sih memang berharap demikian, ”maap ya bun..”. Sepanjang perjalanan menuju burjo aku selalu berdoa agar tuhan membuka pintu amal Rabun untuk rela mentraktir temannya yang cute dan cool ini xixixixixixixi.... Peace bun...makasih ya... Niat membeli es teh pun berbuntut panjang karena tidak lengkap rasanya es teh bersanding sendirian. Tentunya semangkuk intel rebus, dan gorengan pun kami santap. Enaknya makan gratisan hahahahahaahaha.

Keesokan paginya pun diadakan rapat penting. Seisi penghuni kos pun dilibatkan. Kami berkumpul di ruang tamu untuk membicarakan masalah galon yang kosong. ”Gimana sih ko galon bisa kosong begini ?! Air kan sumber kehidupan !! Tanpa air mana bisa kita hidup!! Tanpa air tumbuhan pun kering, apalagi manusia!!” Sebelum Helmon melanjutkan bicaranya yang sudah seperti emak – emak crewet, buru – buru eka melemparkan kanebo yang tergeletak di meja. ”Cuci muka dulu sana pake kanebo!! Crewet amat ni mami. Hahahaha si Helmon memang selalu kami panggil dengan sebutan ”mami” karena sikapnya yang terkadang keibuan. ”Enak aja koe ka !! mang mukaku bemper mobil apa?!” Dengan nada medok helmon pun memprotes perbuatan Eka. ”Nah teman – teman hayo ngaku siapa yang belom isi galon??!!” ”kalo aku paling pertama lo!!” ungkap rabun. ”Aku udah lo seminggu lalu” jawab Andi. ”Aku be uwis koh!!” timpal Helmon. ”Apalagi aku udah baangeeettt” tambah eka. Galon di kontrakan kami memang sering habis karena kami selalu rajin minum air putih sesuai anjuran Dr. Hembing yang selalu kami tonton tiap pagi hari. Maklumlah demi menjaga dan mempertahankan kegantengan kami – kami.. Duh kepedean buanget neh. ”Kau kapan no??!!” Tanya Andi. Aku terdiam sejenak.
Apa memang benar aku ya?? Ko aku jadi pelupa ya?? Memang sih aku suka lupa ma urusan beginian. Semua mata tertuju padaku seakan semua sudah yakin bahwa aku lah si penunggak itu. Oh no....... I’m sorry pren aku lah si penunggak itu. Aku baru ingat terakhir aku mengisi gallon itu adalah bulan kemarin. Dengan wajah sok kyut aku perlahan – lahan mengacungkan tangan pendek - pendek sembari perlahan – lahan aku menunjukan dua jari tanda ”PEACE BRO”... Segala bentuk syair ala mas tarzan pun terlontar dari 4 pria - pria kehausan itu, diiringi sambitan kanebo, handuk, sampe sempak bekas yang datang bertubi - tubi. Akhirnya aku pun di denda untuk membeli galon 2 kali berturut – turut plus penggantian biaya traktir semalem. Ternyata karena ulahku si Rabun jadi tidak ikhlas. Pantes aja paginya aku sakit perut hahahahahaa... Kontrakan ini mengajariku tanggung jawab dan disiplin...Thanks ya bro...

By Kheno Whine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar