Jumat, 10 Juli 2009

si Nemo dan si Nemi…..


…………….ini semua gara-gara Paulus. Dia yang meracuniku dan Keno untuk memelihara lohan. Kami jadi rajin menguras aquarium setiap seminggu sekali, bertambahlah aktivitas keseharian kami selain daripada rutinitas kuliah….harus sering2 memperhatikan kondisi alat yang menyerupai kapas yang disebut filter (penyaring), yang umur ekonomisnya selalu lebih pendek dari umur lohannya sendiri. Klo pergi keluar rumah dan tidak ada orang di rumah yang dapat mengurusinya….rasanya hati ini tidak tenang kalo lupa memberikannya cacing darah, udang, dan pelet!!....bener2 ribet..bet….bet…bet. Anehnya kami berdua benar2 menikmatinya…karena sudah menjadi hoby baru kami yang tak terpisahkan…menjadikan kami sering2 di rumah….jadi kliatan anak rumahan…..he4……
Paulus adalah teman kami, nama panjangnya Paulus Sibarani. Seorang pemuda berdarah Batak, kelahiran Palembang, yang akrab disapa beruang madu..karena perawakannya yang bongsor dan perutnya yang gembul, mukanya bulat seperti bakpau, rambutnya cepak ala kadarnya mirip tokoh Jaian di pilem Doraemon…serta jerawat yang terhias tak beraturan di pipinya..lengkaplah sudah atribut kesehariannya itu kawan”. Tapi peranggainya tidak seperti tokoh Jaian beneran di pilem anak2 tersebut. Dia orangnya baik dan enak diajak berkawan…n bawaan pingin begadang kalo nginep di kosnya. Dia sekampus ame Keno dan Eka. Klo sudah ngajak taruhan..dia paling seneng bukan main…taruhan apapun itu, judi bola, atau apapun informasi2 yang bersifat simpang siur yang dapat dijadikan materi taruhan. Dia juga senang bisnis, apapun yang dilihatnya bisa jadi lahan bisnis pribadinya….sampai-sampai barang kesayangannya jadi korban. Prinsipnya harga di muka..ada yang berani bayar….tawar-menawar …“HARGA PAS..TANCAP GAS !!!” begitulah kira2 kawan. Nyaris semua barang2 di kosnya nilai2 historisnya singkat. Demikian penjelasan singkat saya tentang Paulus.
Suatu saat Aku dan Keno berkunjung ke kos Paulus di daerah Seturan…dengan tanpa memberitahu sebelumnya. Setiba disana...kagetlah kami ketika masuk ke kamarnya, seorang Paulus yang kami kenal…yang hobinya ngoprek2 motor bebek kesayangannya saban hari…hilang seketika persepsi tersebut bak ditelan angin cepoi2 sore itu..tak dinyana ternyata dia memelihara seekor ikan air tawar, yaitu ikan lohan. Sesampai kami di sana, dia bercerita banyak tentang hoby barunya itu, mulai dari bagaimana pemeliharaanya, jenis2 lohan yang ada di pasaran, bagaimana prospektus ikan itu yang konon katanya dapat mendatangkan Hokie (keberuntungan) bagi etnis Cina, dan harganya diyakini bisa selangit. Pantes saja akhir2 ini dia jarang main ke kontrakan kami….ternyata dia sedang asyik dengan hobi barunya itu…ha4…..
Ditengah-tengah obrolan kami yang ngalor-ngidul (gak jelas)….aku memandang lohan Paulus dengan penuh seksama. Tiba2 terlintas di alam imajinasi liarku…kata2 yang dapat dijadikan senjata mematikan, kata2 yang tidak mengenak hati bagi yang bersangkutan, kata2 yang berunsur SARA…kata2 yang muncul tiba2 bak komet haley yang turun kebumi berpuluh-puluh tahun yang lalu…seketika diriku memandang Keno yang sedang asyik bercengkrama dengan gitar Paulus…sambil melantunkan sebuah lagu yang baru dia ciptakan beberapa hari yang lalu.
(H): No!!...klo dipikir-pikir..jidat lebarmu koq mirip jenongnya lohan yah??....
(K): Sialan loe !!!?......dasar momontaro !!!! Hahahaha4…..(pangilan anehku oleh Keno dan Eka saat itu)
(H): Hahahahha4…….. (sumpah mampus kalo mengenang wajahnya yang serius itu)
(P): Hahahahah4…………bener2 mirip mon….hahahha4….!!! (Pauluspun menyadari dengan apa yang saya maksud barusan)
Agresi militer cela mencelapun terpecahkan sudah dan tak terbantahkan!!. Kami saling menyerang satu sama lain..dengan alasan menjaga harkat dan martabat pribadi sebagai manusia bereksistensi tinggi ha4….
Pada beberapa minggu kemudian, kami menunggu Paulus yang belum kunjung tiba dari kosnya ke kontrakan kami. Sudah hampir tengah hari kami menunggunya dari jam 10 tadi, hingga mendung pun menyambut….rupanya Jogja lagi musim penghujan saat itu. Keno sedang asyikk melatih lohannya yang baru dia beli beberapa hari yang lalu, lengkap dengan perlengkapan dan aquariumnya dan itu yang memicu keinginanku untuk memelihara lohan…agar dapat bersaing dengannya. Karena kebosanan yang teramat sangat saat menunggunya, akupun langsung nimbrung ke Keno yang sedang melatih piaraan barunya itu yang tengah asyik menyundul-nyundul dinding kaca rumah perdananya.
(H): No..klo lohanmu sering2 kau rawat dengan baik….jenongnya bakal tambah gede….jangan ampe kempess tanda stress…ntar susah menormalkan kondisi jenongnya seperti sedia kala…
(K): Yoi….klo udah bakat jenongnya n lihai intruksi…dia bakal ku konteskan mon…(Kheno dengan matanya yang berbinar-binar menengadah ke atas langit seraya mengencamkan harapannya itu dalam hati…semoga..)
(H): Semakin gede jenongnya semakin miriplah dia dengan majikannya ha4…… (ketawa pulas diriku dan ampe berlinangan air mataku)
(K): He4….huahahaha4 !!!......sialan kau!!?....
Keno-pun tertawa sejadi-jadinya, seraya ikut merayakan candaanku itu..anehnya dia tidak begitu mempermasalahkan candaanku barusan dan malah menikmatinya…mungkin karena kami sepaham.
Setelah beberapa beberapa menit kemudian si beruang madu pun muncul dengan motor shogun-nya, ber-knalpot bobok….yang suaranya memekikkan telinga itu.
(P): Woi !!?....sorry mon, dah nunggu lama kau rupanya…(dengan mimik polos perasaan tidak bersalah..bahwa dia udah janjian denganku dari jam 10 tadi untuk menemaniku membeli lohan…ditempat langganan yang dia janjikan tempo lalu).
(H): Dasar kau !?.....lama kali kau….klo tau gitu tadi aku beli makan siang dulu …dasar pacul !!…
(P): Hahahah4 (ketawanya yg khas mirip Jaian)….sory lah…tadi ada urusan bentar ama temenku, urusan bisnislah…he4….
(H): Pacul kau !!? gak ada tadi kau bilang di sms terakhirmu...
(P): Haha4…nyantailah kawan….lohannya gak bakal kemana-mana, lagian bakalan stress dia klo ntar calon majikan barunya cemberut kaya gini….hahahaha4…(ketawanya makin menjadi-jadi, ingin rasanya menyumbatkan sandal wc ke mulutnya…)
Setelah dia rehat sejenak….sambil mengisap sebatang rokok djarum super, dan seteguk minuman mineral…kami bertiga lekas berangkat ketempat tujuan kami, tempat jual lohan dengan menaiki mobil taft kebanggaanku.
Sesampai di sana aku memilih 2 ekor ikan lohan yang masih belia. Satu dari dua lohan yang kubeli tidak mirip lohan pada umumnya. Karena apa ?...karena wujudnya mirip seperti ikan nila yang tubuhnya berwarna emas kepucatan, dan aku memberi namanya Nemo…sedangkan lohan yang satunya kuberi nama Nemi. Awalnya aku ragu untuk memilih si Nemo, tapi lagi-lagi Paulus yang meyakinkanku..bahwa bisa saja itu spesies lohan baru, ujarnya. “Lohan kan banyak jenisnya mon….yah..siapa tau aja mon ?..he4….”, Paulus kembali meyakinkanku lagi. “Udah ambil aja mon..”, Keno menambahkan kepercayaan atas pilihan Paulus tersebut..
“Okeh!! “…aku pun dengan yakin dan mantap !! berhasil mengalahkan perasaan keragu-raguananku itu....dan setelah proses transaksi selesai..kami bertigapun pulang dengan perasaan gembira dan berhayal akan bagaimana nasib lohan2 yang kami punyai kelak.
Dua ekor ikan lohan, filter udara, filter kapas, aquarium ukuran medium-high, pelet, cacing darah dan tambahan kaca untuk sekat pemisah…sudah tersedia, tinggal bagaimana memulai pengerjaannya, maksud saya mo ditaruh dimana lokasi aquariumnya. Akhirnya akupun memutuskan untuk meletakan aquarium berukuran gede itu di kamarku, sehingga menyebabkan berkurangnya keleluasaan di kamarku…tapi gak papalah..itu semua kan demi hobby baruku itu…”segala sesuatu pasti ada konsekuensinya…..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita cintai..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita sayangi..ada pengorbanan demi sesuatu yang kita harapkan”….
Setelah semuanya telah selesai pengerjaannya…Paulus mohon pamit untuk pulang ke kosnya..karena hari itu dia tidak ada rencana untuk menginap di tempat kami. Setelah itu dia lekas pulang dengan motor kebanggaanya itu…dan berlalulah dia dari hadapan kami. Setelah Paulus pulang..akupun langsung menghampiri mainan baruku itu, maksudnya kedua lohan baruku itu yang sudah kuberi nama Nemo dan Nemi. Lalu mulai melatihnya ala tips lohan kontes, walaupun mereka berdua masih cukup belia untuk diajari. Pada dasarnya lohan klo belum dilatih pasti liar….gak mau diatur…buang eek seenaknya…dan keras kepala, baik itu dalam keadaan kecil maupun sudah dewasa. Ak punya argumen tersendiri mengapa memeliharanya dari kecil kawan”.
Alasannya :
1. Masa balita, belia, kanak2, dan remaja merupakan masa-masa pertumbuhan..oleh karena itu memberikan pengajaran dan wawasan sejak dini akan memudahkan lohan untuk dilatih, kelak dewasa nanti…besar kemungkinan menjadi lohan kontes. Tetapi kalo kita memeliharanya sudah dalam keadaan dewasa dan masih liar..bakalan lebih susah melatihnya.
2. Budget yang aku miliki terbatas…dan aku tidak mungkin membeli lohan yang sudah ikut kontes ataupun yang sudah keliatan bakatnya. Karena jelas harganya pasti berbeda, sesuai proporsi keunggulannya.
Beberapa hari kemudian Paulus datang ke kontrakan kami. Dengan tanpa berbasa-basi dia ingin membeli si Nemo dengan sejumlah uang yang pantas menurut dia…mungkin propektus lohan unggulan sudah tercium olehnya sejak melihat Nemo di toko. Aku dengan lantang melarangnya untuk membeli lohanku yang unik itu. Tapi dasar Paulus si otak dagang!!? Masih saja coba mencari celah…dengan menaikan penawaran agar aku mau menjual Nemo kepadanya..dan akupun kembali menolaknya dengan mantap!!....malam demi malam aku selalu diteror Paulus lewat sms2nya agar aku mau menjual Nemo kepadanya…dan aku tetap tak bergeming sedikitpun.
Beberapa minggu kemudian Paulus datang lagi ke kontrakan kami. Dia mengajukan penawaran terbaru yang lebih menggiurkan. Saat itu aku berada dalam kondisi lagi kere…penawaran tersebut menyebabkan hatiku terombangambing. Karena memang lagi butuh duit, aku menawarkan si Nemi saja agar dibeli olehnya…tapi Paulus menolaknya mentah2 !!!..., rupanya si Beruang madu itu sudah terlanjur cinta sama si Nemo. Di tengah-tengah ancaman itu…menjadikanku semakin sayang pada si Nemo...karena memang aku cukup gigih memperjuangkannya dari bahaya laten paulusisme. Klo memang kutampik penawarannya…berarti memang bukan rejekiku, pikirku…dan akhirnya Pauluspun menyerah dan dia tidak pernah lagi menerorku lagi..tidak pernah meneror si Nemo lagi….”Huraaay !!!!!!! “.
Berminggu-minggu aku memelihara kedua lohanku itu dengan penuh ketekunan. Si Nemi perlahan-lahan tumbuh remaja dan lincah. Mmmm….tapi tidak dengan si Nemo, sepertinya adanya yang aneh dengan dia, lohan yang kusebut aneh itu. Dia tidak tumbuh besar..seperti seperti si Nemi. Awalnya timbul perasaan sedikit curiga..tapi hal itu aku usir jauh2, mungkin karena kenangan perjuanganku yang gigih mempertahankan Nemo dari bahaya laten paulusisme tempo lalu. Celakanya setelah beberapa bulan kemudian…si Nemo tetap tidak ada perubahan…sedangkan si Nemi terus tumbuh remaja. Pada akhirnya habislah kesabaranku itu…dan menyebabkanku berubah pikiran !!....berubah pikiran untuk menjualnya.
Keesokan harinya aku datang ke kos Paulus..bermaksud untuk menawarkan si Nemo..agar dapat ditukar sejumlah uang seperti yang ditawarkan Paulus tempo lalu. Ironisnya Paulus menolaknya…ternyata musim lohan berada dalam kondisi titik kejenuhan….yang menyebabkan pasar lohan lesu. Pantes aja dari kemaren orang2 sudah mulai jarang membicarakan lohan…rupanya trendnya tidak sepopuler kaya dulu lagi. Akupun lekas banting harga..tapi Paulus tetap tak bergeming…dan akupun pulang dari kosnya dengan tangan hampa…
Sebenarnya aku sendiri juga sudah mulai jenuh dengan lohan..ditambah lagi dengan kondisi si Nemo yang kusebut lohan spesial itu yang tidak kunjung tumbuh besar membuatku semakin jengkel. Aku coba menawarkan kepada Keno, rupanya dia sendiri juga sudah jenuh memelihara lohannya sendiri, menyebabkan lohannya tak ter-urus dengan baik. Akhirnya akupun memutuskan untuk menjual si Nemo keteman-teman yang lainnya..tetapi hasilnya tetap nihil…..
Hari-demi hari kondisi aquarium Aku dan Keno sudah tidak telaten kaya dulu lagi…waktu awal2 melihara lohan. Lumutan dimana-mana…bener2 menyedihkan kawan”. Suatu hari Keno berhasil menjual murah lohan dan seluruh perlengkapannya kepada temannya. Dan keadaan itu membuatku semakin mantap untuk tidak memelihara lohan lagi.
Beberapa hari setelah Keno berhasil menjual lohannya, Paulus datang ke kontrakan kami. Dia datang dengan penawaran baru..tetapi penawaran itu tidak sedasyat tempo lalu. Penawarannya yaitu akan mengambil aquarium beserta perlengkapannya dan si Nemi untuk dibarter dengan sejumlah uang yang tidak seberapa, paling hanya cukup buat makan 2 kali sehari selama 5 hari. Ironisnya lagi Paulus tidak mau ikut memborong si Nemo….dan masih sempet2nya dia mencela.
(P):”Hahahahahha4….sudah dapat dipastikan itu bukan lohan mon!!?..itu pasti ikan nila..ato ikan apalah..ha4…cuma koq gak besar2 ya ?..ikan nila sungguhan klo diberi makan berminggu-minggu juga gede juga…..klo ini ya ? ikan nila gadungan ato ikan...hahahhahhahha4…..ikan aneh itu mon….gak tau lagi aku menyebutnya ikan apa lagi….hahahahhahaha4…..”
(H):”Sial..kauuuu !!!?....gak berperasaan…….he4…”
Peristiwa pergusuran tersebut menyebabkan si Nemo turun kasta…..turun kasta dari biasa tinggal di istana aquarium….terpaksa harus biasa tinggal di gubuk derita yaitu EMBER !!!!!! DAMN !!?...kasian sekalee si Nemo…bener2 menyedihkan. Dengan kesedihan yang tak terbantahkan….akhirnya Aku dan Keno membebaskan lohan malang itu ke sungai dekat komplek perumahan kontrakan kami. Maafkan aku Nemo…jika aku tidak becus mengurusmu sampai tuntas…biarlah Alam yang akan memeliharamu. Mungkin memang seharusnya begitu kawan”…biarlah dia berbaur dengan habitat yang sesungguhnya….berbaur dengan kehidupan yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar